Celebes.news, Bolmut – Tanaman Porang dengan nama latin Amorphophallus muelleri merupakan tanaman yang lagi marak dibudidayakan disejumlah daerah Indonesia yang beromset miliaran rupiah.
Berdasarkan data Badan Karantina Pertanian mencatat, pada tahun 2018 ekspor tepung porang mencapai 254 ton dengan nilai Rp 11,31 miliar.
Melihat prospek yang menjanjikan dari sisi bisnis, mendorong sejumlah petani di Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) giat membudidayakan Porang sejak 2018 hingga saat ini.
Salah satu petani Porang asal desa Kuala Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolmut, Hudia Tonote, mengatakan, awal menjalani budidaya porang ini melalui motivasi Koptu.Chandra Talibo selaku Babinsa Koramil 1303-14 Bolangitang yang saat ini di Denzipur 15/SLM, Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah.
“Atas motivasi Babinsa Bolangitang kami ada 5 Kelompok tani yang mulai membudidayakan Porang sejak 2018 hingga saat ini meski beliau telah pindah tugas,” ucapnya.
Menurut Hudia, tanaman ini membantu ekonomi keluarga karena hasil penjualannya mencapai ratusan juta saat panen tiba dengan biaya produksi yang relatif terjangkau.
“Khusus kami di Bolmut memiliki kendala terhadap pembudidayaan bibit untuk memenuhi kebutuhan sejumlah kelompok tani Porang yang terus bertambah,” tuturnya.
Hudia mengharapkan Pemerintah Bolmut melalui instansi terkait dapat memberikan perhatian kepada para petani Porang yang terkendala oleh kesiapan pemenuhan bibit bagi petani.
“Kami saat ini hanya mampu menjadi penyedia bibit untuk melayani permintaan dari Makassar, bila ada dukungan dari pemerintah Bolmut tentunya kami dapat menjadi penghasil dan penyedia Porang di lokal Bolmut” ucap Tonote.
Sementara itu, dikutip dari data yang dirilis Kementerian Pertanian, jika dijadikan sebagai tanaman budidaya pertanian, keunggulan porang yakni bisa beradaptasi pada berbagai semua jenis tanah dan ketinggian antara 0 sampai 700 mdpl.
Harga umbi porang segar mencapai Rp 4.000/kg. Lalu harga porang yang sudah diolah dan siap ekspor berkisar Rp 14.000/kg. Negara tujuan ekspornya antara lain Jepang, China, Australia, dan Vietnam.
Dilansir dari Antara, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan Kementan tengah fokus mengembangkan tanaman porang karena memiliki pasar ekspor yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dilansir dari Kompas.com, Syaharuddin Alrif, petani muda porang sekaligus pembina Kelompok Tani Semangat Milineal mengapresiasi Menteri Pertanian yang telah menginiasi budidaya porang dan Kementan sangat optimal memberikan bantuan dan pendampingan teknologi.
Menurut dia, budidaya porang adalah budidaya memanen dolar sebab memberikan keuntungan yang sangat besar.
“Luas lahan porong kami budidayakan ini 50 hektar. Hasil panenya bisa 150 ton per hektar dalam 8 bulan, dengan harga Rp 8.000 per kilogram, maka bisa dapat Rp 1,2 miliar. Total biaya hanya Rp 70 juta per hektar, jadi keuntunganya sangat besar,” ucap dia