Celebes.News. Poso – Ketua Sinode GKST Pdt. Jetroson Rense M.Th menyampaikan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui pembukaan Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) 2021 (25/01/21) agar Pemerintah tidak hanya mengedepankan operasi militer untuk menangani masalah-masalah keamanan di Poso, melainkan lebih kepada program-program Kementerian Agama.
“Harapan kami ada energi baru dalam penanganan radikalisme di Poso, memang ini pergumulan Pak Mentri dua belas tahun pendekatan radikalisme di Poso adalah operasi keamanan, harapan kami ditangan Pak Mentri, kiranya pendekatan (masalah radikalisme dan terorisme) lebih banyak pendekatan kepada program-program dari kementerian agama dan operasi keamanan lebih banyak mendampingi atau bersifat membackup dari belakang, ini harapan kami. Ungkap Pdt. Jetroson kepada Menteri Agama.
Menanggapi peryantaan Ketua Sinode Mentri Agama menyampaikan selama ini pendekatan keamanan seolah-olah dijadikan satu-satunya cara untuk mengatasi permasalahan radikalisme di Poso meskipun kami melihatnya dengan kacamata yang terbatas.
Lebih lanjut Mentri Agama menyampaikan kami sudah menjalin kerjasama dengan pihak keamanan TNI, Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk bersama-sama menempuh langkah yang komprehensif untuk mengatasi kelompok-kelompok radikal dan terorisme.
Mentri Agama menambahkan “saya tahu ini tidak mudah karena yang bermain banyak, faktor mereka menjadi radikal, jadi teroris tidak sedikit oleh karena itu ini perlu kerja keras jadi tidak bisa hanya pendekatan secara keamanan saja tidak mungkin, pendekatan secara agama saja juga susah, jadi ini perlu dilakukan secara bersama-sama dan bersinergi.
Pdt. Jetroson juga menyampaikan “Kami disini di Poso terus bersatu Tokoh-tokoh agama menjalin silaturahmi berupaya terus memberi penguatan-penguatan soal kerukunan beragama di Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Poso.
MPL-PGI 2021 berlangsung pada 25-26 Januari 2021 digelar sejara daring/virtual (Zoom) mengusung tema “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir (Wahyu 22:12-13), Memperkuat Solidaritas Kebangsaan, Mengadaptasi Pola Hidup Baru di Tengah Pandemi”.
Dalam ceramahnya Menteri Agama mengutip Matius 22:37-40, Menag mengatakan “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia-manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Ayat yang dikutip ini dikatakan Menag sangat luar biasa dan mengingatkan manusia untuk bagaimana beragama tidak boleh didasarkan oleh keimanan buta namun ada kasih Tuhan. “Syarat untuk kita melakukan moderasi beragama itu kita dituntut memiliki sifat inklusif dalam melihat kemajemukan masyarakat Indonesia,” kata Menag.
Dikatakan Menag, bila kualitas keagamaan dan keimanan umat semakin baik dan meningkat, pasti akan berdampak pada ketenteraman dan kejayaan bangsa Indonesia.*** (NOP)