Oleh : Uem Azis
Celebes.news, OPINI – Pertengkaran elit soal kekuasaan tak bisa dihindari. Dinamikanya jalan terus dan berulang – ulang. Tidak konsisten menjalankan nilai nilai demokrasi yang seutuhnya. Politik pada dasarnya telah masuk dalam insting manusia untuk saling menguasai. Cara kerja dalam mengelola politik ini perlu diluruskan dengan pendekatan ilmu pengetahuan.
Dalam teori demokrasi kita memilih politik dengan pendekatan ilmu pengetahuan agar terhindar dari politik adu domba. Ilmu pengetahuan menciptakan Demokrasi Pancasila untuk melawan liberalisme dan kolonialisme. Pancasila mengajarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Sistem politik kerajaan masa lalu seharusnya ditinggalkan pasca lahirnya sistem demokrasi. Ia tak boleh lagi bersarang diruang ruang publik sebab bukan zamannya lagi orang diperintah atas nama hasrat dan selera individu tapi semua berdasar atas perintah kontitusi. Sekali lagi kita menegaskan bahwa lahirnya demokrasi modern menghapus tradisi politik kerajaan.
Konflik internal yang menimpa partai politik tidak terjadi sekali tapi banyak kali. Ini satu dari rangkaian peristiwa yang menyebabkan menurunnya indeks demokrasi Indonesia dihadapan dunia.
Partai Politik harusnya tetap menjadi sebuah mobil, kendaraan yang nyaman untuk ditumpangi. Agar secara bersama sama sampai ditempat tujuan. Sopir harus mahir berkendara dan tau jalannya mau kemana. Jangan ada penumpang yang di anak emaskan. Begitulah kira kira kita mengelola parpol.
Feodalisme dan otoritarianisme tak boleh lagi ada dipartai politik. Sebab perlawanan dari kubu yang demokratis tetap akan terus terjadi. Ini zaman makin terbuka. Canggih, Sekali bersikap salah sejagad raya ketahuan. Partai politik saatnya mulai ditata. Tidak sekedar menjembatani orang untuk berkuasa tapi iapun harus hadir sebagai gudang pengetahuan sehingga elit elit parpol dengan mudah mengambil solusi pada tiap masalah yang dihadapi bangsa dan negara.
Rakyat kita sedang tarung lawan covid 19 sambil bertahan menyambung hidup. Mereka tahu pilpres masih lama. Sudahi pertengkaran. Kolaborasi satu satunya jalan mengantar Indonesia Menuju lima besar Dunia.
Uem Azis (Sek DPW Partai Gelora Sulut)